Aceh Besar -Peringatan Maulid Nabi bukan hanya sebatas acara seremonial, namun wujud cinta dan penghormatan yang diharapkan dapat diimplementasikan dalam keseharian dengan meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah saw.
Ketua Nazir Yayasan waqaf Haroen Aly, Tgk. H. Irawan Abdullah, S.Ag, MM, menyampaikan hal itu dalam khutbah Jum’at di Masjid Babul Iman, Gampong Lambheu, Kecamatan Darul Imarah, 1 November 2024 bertepatan dengan 29 Rabiul Akhir 1446 H.
Dalam khutbahnya, Wakil ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Aceh ini menyampaikan sifat utama Rasulullah saw yang masih relevan dalam kehidupan masyarakat saat ini, yakni siddiq (jujur), amanah (integritas), tabligh (menyampaikan), dan fathanah (cerdas).
Sifat pertama, siddiq. Merujuk pada Surah Maryam ayat 50, Tgk. Irawan menggarisbawahi urgennya kejujuran sebagai pondasi seorang muslim. “Kejujuran adalah nilai utama dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam sektor perdagangan. Pedagang yang jujur akan mendapat kepercayaan dan ini akan mendatangkan keberkahan dari Allah,” tuturnya.
Ia juga mengingatkan, kejujuran harus menjadi nilai utama dalam kehidupan pribadi dan profesi.
Kedua, amanah. Sifat amanah, yang ditegaskan dalam Surah Al-Ahzab ayat 39, menjadi landasan kepercayaan dalam hubungan antar manusia. Tgk. Irawan menekankan, pemimpin yang amanah, adil, dan jujur dambaan masyarakat.
Ia mengingatkan, pemilihan pemimpin juga harus didasarkan pada nilai-nilai kejujuran dan amanah, bukan sekadar transaksi materi.
“Jika suatu saat kita memiliki pemimpin yang tidak amanah, ketahuilah itu tanggung jawab kita juga yang dalam pemilihan terlalu mengutamakan keuntungan materi ketimbang nilai-nilai islami,” ujarnya.
Ketiga, tabligh. bahasa lainnya komunikasi, Kemampuan Rasulullah saw dalam menyampaikan kebenaran patut dicontoh. Sifat ini menjadi ajakan agar masyarakat selalu menyampaikan kebenaran dengan transparan dan jelas.
Ia menilai, komunikasi yang baik adalah fondasi masyarakat yang harmonis.
Keempat, fathanah. Tgk. Irawan mengingatkan supaya mencontoh kecerdasan Rasulullah saw dalam menyampaikan risalah Allah. Kecerdasan ini mencakup kebijaksanaan dalam memahami situasi dan kebutuhan masyarakat.
“Pemimpin yang baik, pemimpin yang cerdas, yang mampu merespons dengan bijak, menambah ilmu, dan referensi keahlian, tanpa mengedepankan sifat emosional,” katanya.
Tgk. Irawan Abdullah mengajak jama’ah meneladani sifat-sifat Rasulullah saw, tidak hanya dalam kapasitas sebagai pemimpin, tetapi juga dalam peran sehari-hari seperti sebagai orang tua, pekerja, maupun anggota masyarakat.
Ia menyampaikan harapan, agar dengan mencontoh sifat-sifat mulia ini, setiap individu memperoleh keberkahan dan keridhaan Allah Swt.
Dengan meneladani sifat-sifat Rasulullah saw, kita berharap dapat membangun masyarakat yang lebih berakhlak mulia, kepercayaan dan keberkahan melingkupi setiap langkah kita.
“Mari kita teguhkan hati dan niat untuk terus mengedepankan nilai-nilai kerasulan dalam segala aspek kehidupan, baik kecil maupun besar, demi mendapat syafaat Rasulullah saw,” pungkas Tgk. Irawan. (Sayed M. Husen)