Banda Aceh – Ketua baru Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nusantara Banda Aceh periode 2025–2029, Dr. Dikky Wirianto, menetapkan target strategis dalam masa kepemimpinannya, yakni mendorong transformasi status kelembagaan dari STAI menjadi Institut Agama Islam Nusantara (IAIN). Hal ini disampaikan dalam sambutannya usai serah terima jabatan dari ketua sebelumnya, Dr. Mulia Rahman, M.A, yang Aula STAI Nusantara Banda Aceh.
Menurut Dr. Dikky, peningkatan status kelembagaan sangat penting guna memperluas jangkauan akademik, memperkuat mutu pendidikan, serta membuka peluang yang lebih luas dalam pengembangan program studi keislaman di Nusantara. Dalam waktu dekat, STAI Nusantara juga akan membuka Program Studi Hukum Tata Negara (HTN) serta mempersiapkan pembukaan Program Pascasarjana sebagai bagian dari strategi peningkatan kapasitas akademik.
Selain fokus pada pengembangan kelembagaan, Dr. Dikky turut menyoroti tantangan besar di sektor pendidikan akibat pesatnya revolusi teknologi global. Ia mengutip pernyataan CEO Google yang memperkirakan akan terjadi revolusi teknologi besar-besaran pada tahun 2030. “Para dosen harus siap bertransformasi, tidak hanya dalam penguasaan teknologi, tetapi juga dalam metode pembelajaran yang adaptif dan inovatif,” tegasnya. Untuk itu, ia mendorong STAI Nusantara mempercepat digitalisasi sistem pembelajaran dan memperluas kolaborasi dengan lembaga teknologi pendidikan.
Sebagai informasi, STAI Nusantara merupakan kampus terpadu yang terletak di Kota Banda Aceh. Selain fokus pada program pendidikan tinggi formal, institusi ini juga menekankan penguatan keilmuan berbasis kedayahan. Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengajaran akademik, tetapi juga dibina dalam ilmu-ilmu keagamaan yang aplikatif, agar mampu berkontribusi langsung dalam kehidupan sosial-keagamaan masyarakat.[]