
Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), secara resmi membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) untuk penyusunan RPJM Aceh 2025–2029 di Anjong Mon Mata, Rabu (9/7). Acara ini dihadiri oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Sekjen Kemendagri, anggota DPR/DPD RI asal Aceh, Forkopimda, kepala daerah, akademisi, dan tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Gubernur menekankan pentingnya RPJM sebagai arah strategis pembangunan Aceh, serta menyampaikan visi “Aceh Islami, Maju, Bermartabat, dan Berkelanjutan” yang dijabarkan ke dalam sembilan misi strategis “Cap Sikureung”.
Mualem juga menyoroti pentingnya sinkronisasi RPJM Aceh dengan kebijakan nasional dan tantangan berakhirnya Dana Otonomi Khusus pada 2027. Ia menyampaikan bahwa Pemerintah Aceh dan DPRA telah menyiapkan draft revisi UUPA demi keberlanjutan pembangunan dan perdamaian. Gubernur pun meminta dukungan pemerintah pusat untuk perpanjangan dana otsus, pengembangan Sabang, dan pembangunan infrastruktur di wilayah terpencil. Musrenbang ini diharapkan menjadi titik tolak Aceh menuju kemandirian dan daya saing yang lebih kuat.
Dalam arahannya, Sekjen Kemendagri menekankan pentingnya sinergi pusat-daerah dan peningkatan efisiensi belanja pembangunan. Sementara itu, Menteri PPN/Bappenas menegaskan perlunya transformasi Dana Otsus menjadi akselerator pertumbuhan, serta pentingnya proyek strategis seperti eksploitasi migas, revitalisasi KEK Arun dan Sabang, serta pengembangan sektor pangan dan pariwisata. Ia mendorong pemerintah daerah untuk lebih inovatif dalam memanfaatkan potensi daerah dan sumber pendanaan demi percepatan pertumbuhan ekonomi Aceh.

