
Jantho ~ Rasulullah SAW sejak masa mudanya, di kota Mekkah telah dikenal dengan seorang yang santun, bijak dan jujur sehingga dikenal dengan Muhammad Al-Amin (yang jujur dan amanah). Demikian ungkapan khatib Jumat, Dr. H. A. Mufakhir Muhammad, MA di Masjid Darul Falah Cot Keu Eung, Kecamatan Kuta Baro pada Jum’at (8/8/2025).
Kata Qur’an, sebut khatib, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam ayat 4).
“Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW menjadi panutan bagi para sahabatnya dan teladan untuk seluruh umatnya sepanjang masa,” sebut Ketua Ikatan Khatib Dewan Masjid Indonesia (IK-DMI) Provinsi Aceh tersebut.
Ustadz Mufakhir melanjutkan, Sehingga di kemudian hari, akhlak Rasulullah yang sangat mulia serta kepemimpinannya yang sangat bijaksana penuh keteladanan dalam memimpin umatnya, membuat dari hari kehari semakin bertambah banyak pengikutnya. Hal ini berdasarkan firman Allah.

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” urai khatib berdasarkan surat Al-Ahzab ayat 21.
Menurut Wakil Ketua Pusat Pengembangan Madrasah (PPM) Kanwil Kemenag Aceh ini, dakwah Bil Hal yang diperankan oleh Rasulullah SAW banyak orang tertarik hatinya untuk memeluk Islam. Tak hanya itu, dirinya juga mengutip data Islamic Center New York Amerika bahwa jumlah umat Islam sekarang sudah mencapai 2 Milyar lebih umat Islam di dunia.
Ketika Sofyan bin Harb —seorang sahabat Rasulullah SAW— sebelum ia masuk Islam selalu mengintip kebiasaan Rasulullah ketika berbicara dengan sahabat-sahabat dan cara Rasulullah dalam memimpin sahabat dan umatnya, sehingga Sofyan bin Harb tertarik hati ingin bersama Rasulullah SAW. Akhirnya ia memeluk Islam dan menjadi asisten pribadi Rasulullah.
Strategi Rasulullah saat di Mekkah berdakwah mengangkat derajat umat manusia menjadi mulia. Dan di Madinah Rasulullah berdakwah sehingga dapat menyinari Kota Madinah dengan penuh cahaya iman. Kaum Muhajirin yang turut berhijrah ke Madinah bersama Rasulullah dipersaudarakan dalam Ukhuwah Islamiyah. Mekkah menjadi Makkatul Mukarramah, dan Madinah menjadi Madinatul Munawwarah.
Ketika Rasulullah SAW sudah berada di Madinah Al-Munawwarah Rasulullah SAW bersama para sahabat dan orang-orang yang sudah beriman kepada Allah dan setia kepada Rasulullah SAW diingatkan oleh Allah untuk mengenang kembali sejarah perjuangan dakwah ketika berada di kota Mekkah yang penuh dengan berbagai macam tantangan, hinaan, dan ancaman.
Hal ini sebagaimana firman Allah : “Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekkah), kamu takut orang-orang (Mekkah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.” (QS. Al-Anfal ayat 26).
Ayat ini diturunkan ketika Nabi sudah berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah, namun Allah mengingatkan Rasulullah dan para sahabatnya serta orang-orang yang sudah beriman, untuk mengenang kembali sejarah pahitnya dalam berdakwah dan menyampaikan risalah Allah.
Ustadz Mufakhir juga menambahkan, berbagai macam ancaman ditujukan kepada Rasulullah SAW dalam berdakwah. Para kaum kafir Mekkah berencana untuk menangkap Rasulullah SAW, juga ingin membunuhnya dan mengusirnya dari kota kelahiran Nabi SAW yaitu Mekkah Al-Mukarramah, namun semua usaha dan rencana jahat dari kafir-kafir Mekkah itu digagalkan oleh Allah SWT.
“Hal ini sebagaimana firman Allah : َ”Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (Qs. Al-Anfal ayat 30),” ujar salah seorang penceramah tetap Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh ini.[]
